Tips Cegah Infeksi Virus Hanta: Gejala & Penularan

by -16 Views

Virus Hanta, atau hantavirus, adalah kelompok virus yang dapat menular dari hewan ke manusia. Penularan virus ini umumnya terjadi melalui rodensia seperti tikus dan mencit yang membawa virus dalam air liur, urine, atau kotoran. Di Indonesia, infeksi virus Hanta dapat menyebabkan sindrom Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS), yang merupakan kondisi serius dengan gejala demam berdarah dan gangguan pada fungsi ginjal. Penanganan medis yang cepat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Reservoir utama hantavirus di Indonesia adalah berbagai jenis tikus seperti tikus got, mencit rumah, dan tikus ladang. Tikus-tikus ini menjadi sumber penyebaran virus di sekitar manusia. Virus tersebut dapat menular ke manusia melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan air liur, urine, atau kotoran tikus yang terinfeksi. Mekanisme penularan terjadi ketika manusia menghirup partikel virus dari urine, tinja, atau air liur tikus yang terinfeksi.

Gejala klinis dari infeksi hantavirus meliputi dua sindrom utama, yaitu HFRS (Ginjal & Demam Berdarah) dan HPS (Paru-paru/Cariopulmonal). Tingkat kematian akibat HPS sekitar 38 persen, sedangkan untuk HFRS tingkat fatalitas bisa mencapai 6 persen. Di Indonesia, terdapat kasus HFRS yang tersebar di beberapa provinsi, namun belum mencapai status Kejadian Luar Biasa. Proses diagnosis meliputi pemeriksaan riwayat paparan, tes darah, dan serologi.

Pencegahan infeksi virus Hanta melibatkan kontrol populasi tikus, menjaga kebersihan lingkungan, dan menggunakan perlindungan pribadi saat berurusan dengan area tikus. Meskipun belum ada antivirus atau vaksin khusus untuk HPS dan HFRS, perawatan suportif intensif dapat diberikan bagi penderita. Pencegahan merupakan langkah utama dalam menghadapi virus Hanta, dan deteksi dini serta penanganan intensif sangat penting untuk mencegah komplikasi yang membahayakan jiwa.

Source link