Olahan otak sapi semakin diminati karena teksturnya lembut dan rasa khasnya, menjadi pilihan bagi pecinta kuliner yang ingin mencoba sensasi berbeda. Namun, masalah umum seperti mudah hancur saat dimasak dan bau amis yang mengganggu dapat diatasi dengan langkah-langkah praktis yang dibagikan oleh pakar kuliner.
Pertama, penting untuk memilih otak sapi yang segar dan berkualitas dengan kriteria warna merah muda pucat, tekstur kenyal, padat, dan tanpa aroma tajam. Perendaman dalam air dingin atau es selama 1-2 jam dapat membersihkan sisa darah dan membuat tekstur kencang, ditambahkan dengan garam, cuka, atau air jeruk nipis untuk menetralkan bau amis. Setelah itu, bilas otak sapi di bawah air mengalir untuk membersihkan selaput tipis, rambut, dan kotoran.
Perebusan otak sapi dengan teknik tepat akan membuatnya tetap utuh. Didihkan air, tambahkan bumbu seperti garam, salam, serai, bawang putih, bawang bombai, daun jeruk, jahe, dan cuka untuk menghilangkan aroma tidak sedap. Rebus otak sapi selama 12-20 menit sampai teksturnya padat tapi tidak hancur, kemudian tiriskan dan diamkan hingga dingin sebelum diolah lebih lanjut.
Ada juga teknik merendam alternatif seperti merendam otak sapi dalam susu selama 30-60 menit untuk mengurangi bau amis dan memberikan rasa lebih lembut, atau menggunakan air jeruk nipis atau cuka sebagai metode penetralisir bau. Setelah tahap perebusan dan perendaman, otak sapi siap digunakan sesuai resep pilihan seperti digoreng, digulai, atau dimasak balado. Hindari pengadukan berlebihan agar bentuk dan teksturnya tetap utuh.
Dengan mengikuti tips di atas, otak sapi dapat disajikan dalam berbagai olahan dengan rasa lezat dan tekstur lembut. Semoga panduan ini bermanfaat bagi penggemar masakan tradisional Indonesia untuk mengolah otak sapi menjadi hidangan istimewa yang layak disajikan di meja makan.