Selama berada di Cina dalam beberapa minggu terakhir, Kevin Williams dan saya sering melihat iklan Audi E5 Sportback baru, meskipun mobil ini belum dipasarkan di jalan hingga musim panas. Audi secara agresif mempromosikan mobil listrik baru yang diproduksi di Cina bersama mitra lokalnya, SAIC, melalui billboard di seluruh negeri. Kehadiran mobil ini sangat penting bagi Audi, terutama mengingat penurunan penjualan dan keuntungan merek di pasar Cina akibat preferensi konsumen terhadap merek lokal.
Di sisi lain, Audi juga menghadapi tantangan di Amerika Utara terutama karena kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Karena Audi tidak memiliki pabrik di AS, tarif yang diterapkan berpotensi meningkatkan biaya produksi dan penjualan semua model impornya. Hal ini berdampak pada margin keuntungan perusahaan yang sebesar 1,5% pada kuartal pertama, meskipun penjualan kendaraan listrik sepenuhnya mengalami peningkatan.
Untuk mengatasi masalah ini, Audi sedang merancang strategi untuk mengatasi tarif AS terutama tergantung pada perkembangan bea masuk ke Meksiko dan tindakan kompetitor seperti BMW AG dan Mercedes-Benz Group AG. Audi berencana untuk meluncurkan 10 model baru dan mempertimbangkan produksi di Amerika Serikat, dengan kemungkinan mendapat dukungan dari Scout Motors. Namun, segala upaya ini membutuhkan waktu.
Sementara itu, dalam industri otomotif, BYD di Cina tidak menghadapi kendala yang sama. Penjualan BYD terus meningkat, khususnya pada bulan April, yang merupakan salah satu bulan terbaik. Penjualan mobil energi baru, terutama kendaraan listrik penumpang baterai BYD, telah mengalami peningkatan yang signifikan. Model-model EV baru dari BYD telah meningkatkan penjualan, meskipun sebelumnya lebih dikenal dengan hibrida plug-in. Kesuksesan BYD merupakan hal yang menarik untuk diikuti dalam industri mobil listrik.