Volvo Cars menghadapi tantangan finansial setelah hasil kuartal pertama tahun ini menunjukkan penurunan pendapatan, laba usaha, dan penjualan kendaraan. Untuk mengatasi situasi ini, produsen mobil asal Swedia melakukan pemotongan biaya besar-besaran sebesar $1,87 miliar. Langkah ini termasuk pemutusan hubungan kerja dan pengurangan investasi yang lebih besar dari yang direncanakan sebelumnya. CEO Volvo Cars, Håkan Samuelsson, menyatakan bahwa industri otomotif sedang menghadapi periode sulit dan perusahaan perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk menghadapi tantangan tersebut.
Selain pemotongan biaya, Volvo juga merestrukturisasi operasinya dengan menciptakan wilayah penjualan baru di Amerika, yang meliputi AS, Kanada, dan pasar di Amerika Latin. Mike Cottone, kepala operasi Volvo di AS dan Kanada, akan mengundurkan diri setelah hampir 20 tahun bekerja di perusahaan tersebut, sementara Luis Rezende akan memimpin wilayah Amerika yang baru. Perusahaan juga menurunkan prioritas operasi di Eropa dan lebih fokus pada wilayah Amerika baru dan Greater China.
Volvo juga memiliki rencana meluncurkan model plug-in hybrid jarak jauh pertamanya di Cina dalam waktu dekat. Langkah ini adalah bagian dari strategi produknya untuk tahun ini, yang juga mencakup peluncuran EX30 Cross Country, ES90, dan S90 yang telah disegarkan. Pemecatan CEO sebelumnya, Jim Rowan, dan pengangkatan kembali Håkan Samuelsson sebagai CEO merupakan bagian dari rencana restrukturisasi perusahaan. Samuelsson sebelumnya memimpin perusahaan ketika platform Scalable Product Architecture (SPA) diperkenalkan, yang menjadi dasar hampir semua produk Volvo dalam satu dekade terakhir.
Dengan langkah-langkah ini, Volvo Cars berharap untuk mengatasi situasi finansialnya dan memperkuat posisinya di pasar otomotif global.