Perceraian dan Psikologis Anak: Dampak yang Perlu Diketahui

by -24 Views

Peranan Orang Tua dalam Pengaruh Psikologis Anak

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dari segi psikologis. Mereka merupakan teladan utama bagi anak dalam membentuk kepribadian dan karakter. Oleh karena itu, keberadaan orang tua memiliki dampak yang signifikan bagi masa depan si kecil.

Namun, ketika orang tua bercerai, dampaknya sering kali dirasakan oleh anak. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan psikologis anak. Banyak anak yang orang tuanya bercerai menjadi lebih tertutup, pendiam, bahkan mengalami perubahan dalam interaksi sosial dengan teman-temannya.

Orang tua pada dasarnya adalah guru pertama bagi anak dalam kehidupan. Mereka membentuk landasan yang akan membimbing anak menuju masa depan yang cerah. Namun, perceraian seringkali membuat anak merasa kehilangan kasih sayang dan perhatian, yang dapat mengganggu stabilitas emosi dan pola pikir mereka.

Lalu, apa saja dampak perceraian terhadap anak? Berikut adalah beberapa pengaruh negatif yang dapat timbul akibat perceraian orang tua.

Anak-anak memiliki perasaan yang rentan dan mudah terluka seperti orang dewasa. Ketika mereka mendengar kabar perpisahan orang tuanya, perasaan sedih dan kecewa pasti muncul. Perceraian bisa menimbulkan kecemasan, terutama pada anak-anak yang usianya masih di bawah 12 tahun dan belum memahami situasi dengan baik. Hal ini dapat berdampak pada kondisi mental mereka, seperti gangguan tidur, kelesuan, dan kesulitan berkonsentrasi.

Anak yang tumbuh dalam lingkungan broken home akibat perceraian orang tua sering merasa kesepian, seolah ditinggalkan. Perasaan kehilangan sosok orang tua mengganggu kondisi psikologis mereka. Perubahan mendadak membuat anak merasa sedih, marah, dan kebingungan. Jika perasaan-perasaan ini dibiarkan, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak.

Anak-anak usia sekolah, terutama dalam rentang usia 6-9 tahun, rentan mengalami kecemasan saat orang tua bercerai. Kecemasan ini dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. Mereka menjadi lebih rewel, manja, bahkan sering menangis karena merindukan sosok yang biasanya ada di rumah. Kondisi ini tidak hanya menyedihkan, tetapi juga membuat penanganan emosional anak menjadi lebih kompleks.

Salah satu dampak serius dari perceraian adalah penurunan kemampuan berpikir anak. Anak dapat mengalami trauma akibat tekanan emosional seperti stres, rasa bersalah, atau emosi yang tidak stabil. Kemampuan kognitif anak, seperti kemampuan memahami dan mengolah informasi, dapat menurun. Akibatnya, anak kesulitan belajar dan pencapaian akademik mereka menurun, yang berpotensi mempengaruhi masa depan mereka.

Anak-anak dari keluarga yang bercerai juga bisa mengalami rasa takut yang berlebihan terhadap lingkungan sekitar atau orang lain. Hal ini membuat mereka enggan berinteraksi, menarik diri, dan kehilangan rasa percaya diri. Beberapa anak bahkan kehilangan motivasi untuk mengejar mimpi atau tujuan hidup karena kurangnya kenyamanan dan dukungan emosional.

Dalam situasi yang sensitif seperti perceraian, penting bagi orang tua untuk memahami dampaknya pada anak dan memberikan dukungan serta kepedulian ekstra. Keharmonisan dalam hubungan orang tua juga merupakan faktor kunci dalam membantu anak melewati masa transisi ini. Dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, dampak negatif perceraian pada psikologis anak dapat diminimalkan, dan proses penyembuhan dapat dimulai.

Source link