Alasan Khas Makanan Jawa dan Jogja yang Manis

by -21 Views

Makanan khas Jawa, terutama dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, dikenal dengan cita rasanya yang cenderung manis. Tidak hanya pada lauk-pauk, bahkan sambal dan sayur tumis dari wilayah ini pun sering memiliki rasa manis yang khas. Filosofi di balik rasa manis ini berkaitan erat dengan sejarah, budaya, dan kondisi alam di Pulau Jawa.

Menurut Prof. Bani Sudardi, Guru Besar Ilmu Budaya dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, masyarakat Jawa terbagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: masyarakat Jawa keraton (Solo dan Yogyakarta), masyarakat Banyumasan, dan masyarakat Brangwetan (Jawa Timur). Masyarakat yang dekat dengan lingkungan keratonlah yang paling menyukai rasa manis karena dalam budaya keraton menganggap rasa manis sebagai simbol kenikmatan dan keharmonisan.

Kondisi alam di Pulau Jawa, khususnya wilayah pesisir, sangat mendukung pertumbuhan pohon kelapa. Masyarakat memanfaatkan pohon kelapa dengan menghasilkan gula merah atau gula Jawa. Ketersediaan bahan manis ini mendorong masyarakat memasukkan gula ke dalam berbagai masakan dan minuman, menjadikan rasa manis sebagai bagian tak terpisahkan dari kuliner Jawa.

Pengaruh sejarah kolonial juga memainkan peran besar dalam dominasi rasa manis pada masakan Jawa. Pada masa penjajahan Belanda, sistem tanam paksa diterapkan di Pulau Jawa, menjadikan Jawa sebagai produsen utama gula di Asia Tenggara. Ratusan pabrik gula bermunculan, dan produksi gula terus berlanjut melalui kerja sama antara Belanda dan pecahan Kerajaan Mataram seperti Keraton Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Dalam budaya Jawa, rasa manis tidak hanya sekadar rasa, tetapi juga simbol keindahan dan kasih sayang. Hidangan manis sering kali disajikan dalam upacara adat dan momen bahagia lainnya sebagai simbol kebahagiaan dan doa untuk masa depan yang manis. Beberapa makanan manis khas Jawa yang populer antara lain adalah Gudeg Jogja, Selat Solo, dan Gethuk Goreng.

Rasa manis yang melekat pada makanan Jawa merupakan hasil dari perpaduan kondisi geografis, sejarah kolonial, perdagangan global, dan kearifan budaya lokal. Dari filosofi hidup hingga warisan kerajaan, semuanya berkontribusi menjadikan rasa manis sebagai identitas kuliner Jawa yang lestari hingga kini. Dalam dunia yang terus berubah, rasa manis ini menjadi pengingat bahwa budaya bisa hadir dalam setiap gigitan makanan.

Source link