Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengungkapkan bahwa kunjungan peserta didik Sespimmen Polri Dikreg ke-65 ke kediaman Presiden Joko Widodo dapat memperkuat spekulasi yang beredar. Terdapat dugaan publik terkait keterlibatan Jokowi dalam partai coklat atau ‘parcok’, yang dikaitkan dengan polisi yang mengenakan seragam berwarna coklat. Dedi menegaskan bahwa kunjungan tersebut bisa memberi dukungan terhadap anggapan bahwa Jokowi memanfaatkan Polri untuk kepentingan politiknya, termasuk dalam konteks pemilihan presiden sebelumnya.
Selain itu, Dedi menyatakan kekhawatirannya tentang peningkatan intensitas kunjungan pejabat negara dan penegak hukum ke kediaman Jokowi. Menurutnya, hal tersebut dapat menimbulkan konflik kekuasaan dan mempengaruhi kredibilitas Presiden Prabowo. Dedi juga menyoroti sikap Jokowi yang dianggap ‘post-power syndrome’, mencoba menyaingi Prabowo dengan cara yang tidak tepat.
Pertemuan antara Presiden Jokowi dan peserta Sespimmen Polri Dikreg ke-65 membahas berbagai isu terkait kepemimpinan dan tantangan global di era digital. Presiden menekankan pentingnya sinergi antara Polri dan TNI, serta harapannya agar anggota kedua institusi tersebut dapat menjadi panutan bagi masyarakat. Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg ke-65, Kombes Denny, membenarkan adanya pertemuan tersebut dan mengungkapkan isi pembicaraan antara Presiden Jokowi dan peserta Sespimmen Polri Dikreg ke-65.
Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk memperkaya wawasan peserta terkait perkembangan teknologi, kecerdasan buatan, dan tantangan global. Presiden Jokowi juga memberikan arahan agar anggota Polri dan TNI dapat menjadi sosok yang dicintai dan dihormati oleh masyarakat, serta mampu menghadapi perkembangan teknologi dan tantangan di masa depan.