Dalam situasi ketegangan geopolitik dan kebijakan tarif baru dari Presiden AS, Donald Trump, harga Bitcoin menunjukkan ketahanan yang menarik. Tarif baru yang diumumkan oleh Trump telah menyebabkan volatilitas besar di pasar keuangan global. Indeks S&P 500 bahkan turun hingga 12% dalam rentang waktu 2–8 April. Namun, Bitcoin jauh lebih stabil dibandingkan saham, menarik perhatian analis untuk mengevaluasi hubungan antara Bitcoin dan pasar tradisional.
Menurut Zach Pandl, Kepala Penelitian di Grayscale, pergerakan harga Bitcoin menunjukkan kemungkinan independensi terhadap pasar finansial konvensional. Pandl mengungkapkan bahwa meskipun Bitcoin biasanya tiga kali lebih volatil dibandingkan S&P 500, ketika saham turun 12%, Bitcoin tidak mengalami penurunan sebesar itu. Pandl menyimpulkan tarif baru lebih berdampak pada ekuitas daripada kripto, dan volatilitas pasar tradisional bahkan sebanding dengan pasar opsi Bitcoin.
Grayscale juga menyoroti bahwa kondisi ekonomi makro saat ini, seperti inflasi tinggi, pertumbuhan PDB yang melambat, dan ketidakpastian geopolitik, berpotensi menguntungkan Bitcoin. Mereka membandingkan situasi saat ini dengan era stagflasi pada 1970-an, di mana saham dan obligasi tertekan sementara harga emas melonjak. Bitcoin disebut sebagai ’emas digital’ dan dianggap memiliki potensi yang sama. Meski Bitcoin belum memiliki data historis seperti emas, daya tariknya tetap kuat bagi investor yang mencari alternatif perlindungan nilai.