Harga Bitcoin Berpotensi Tertekan Akibat Kekhawatiran Resesi
Peneliti kripto Markus Thielen memprediksi bahwa harga Bitcoin mungkin akan mengalami tekanan jangka pendek akibat kekhawatiran resesi, meskipun peluang untuk kenaikan harga jangka panjang masih ada. Dalam laporan pasar terbarunya, Thielen menunjukkan bahwa selisih kredit terus melebar, menandakan bahwa kekhawatiran akan resesi semakin merasuk ke dalam perekonomian.
Menurut Thielen, saat ini masih terlalu dini bagi para pemegang Bitcoin untuk bersikap optimis terhadap dampak jangka panjang dari potensi resesi terhadap mata uang kripto ini. Meskipun resesi bisa menjadi sentimen positif bagi Bitcoin dalam jangka panjang akibat pelonggaran moneter yang biasanya terjadi setelah pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS, Thielen memperingatkan bahwa ada kemungkinan Bitcoin akan menghadapi hambatan sebelum bisa mencapai momentum kenaikan.
David Sacks, Kepala kebijakan kripto dan AI di Gedung Putih, juga turut angkat bicara mengenai situasi ini. Menurutnya, setelah Indeks Harga Konsumen Inti naik 2,8% secara tahunan untuk bulan Maret, angka terendah sejak Maret 2021, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.
Namun, meskipun spekulasi mengenai pemangkasan suku bunga mungkin menjadi pembicaraan hangat, alat FedWatch milik CME Group menunjukkan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada bulan Mei tidak begitu besar. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin dan pasar lainnya mungkin harus bersiap menghadapi tantangan dalam waktu dekat.