Operasi pasar pangan murah yang digelar pemerintah selama Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri 2025 terbukti berhasil meningkatkan daya beli masyarakat. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, menyatakan bahwa tujuan utama dari operasi pasar ini adalah membantu masyarakat dalam menjaga daya beli menjelang perayaan Idul Fitri dan selama bulan puasa. Operasi pasar pangan murah dilaksanakan di 3.992 titik yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memastikan distribusi pangan murah sampai ke daerah-daerah yang membutuhkan. Pemerintah terus melakukan pemantauan harga pangan untuk menjaga kondusivitas harga di seluruh wilayah Indonesia. Kementerian Perdagangan (Kemendag) bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam memantau harga bahan pokok di pasar.
Dalam situasi harga dan stok pangan yang kondusif, pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang tepat jika terjadi ketidakseimbangan harga dengan berkoordinasi dengan Bapanas. Sebelumnya, pemerintah telah menggelar operasi pasar pangan murah untuk menjaga stabilitas dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) puasa Ramadhan hingga Idul Fitri 2025. Operasi pasar ini dilakukan di seluruh Indonesia dengan melibatkan ribuan gerai PT Pos Indonesia, serta melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan seperti Bulog, ID Food, Berdikari, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PT Perkebunan Nusantara. Berbagai komoditas utama dijual dalam operasi pasar ini termasuk minyak goreng (Minyakita), bawang putih, gula konsumsi, daging kerbau beku, cabai rawit merah, telur ayam ras, dan beras SPHP sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.