Perencanaan keluarga menjadi aspek penting dalam kehidupan berkeluarga di era modern ini. Dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, pasangan dihadapkan pada pilihan antara kontrasepsi untuk wanita atau pria. Di Indonesia, penggunaan metode kontrasepsi masih didominasi oleh perempuan, seperti yang terlihat dari data BPS tahun 2024 yang mencatat bahwa sebanyak 56,26% wanita berumur 15-49 tahun dan berstatus kawin menggunakan alat KB. Selain itu, PBB memprediksi peningkatan penggunaan kontrasepsi di kalangan perempuan yang menikah dari 62,2% pada 2022 menjadi 64,4% pada 2030.
Meskipun wanita memiliki lebih banyak opsi kontrasepsi, keterlibatan pria dalam penggunaan kontrasepsi sangat penting. Berbagai jenis kontrasepsi untuk wanita meliputi Pil KB, IUD, Implan, Suntik KB, dan sterilisasi wanita, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan. Sementara untuk pria, metode kontrasepsi umumnya melibatkan kondom dan vasektomi dengan efektivitas yang tinggi.
Masih terdapat ketimpangan gender dalam penggunaan kontrasepsi, yang memengaruhi keseimbangan tanggung jawab dalam perencanaan keluarga. Pria dan wanita harus saling berperan aktif dalam pengambilan keputusan terkait kontrasepsi untuk mencegah kehamilan tidak direncanakan. Diskusi terbuka tentang kebutuhan masing-masing pasangan sangat penting sebelum memutuskan metode kontrasepsi yang lebih sesuai. Peningkatan kesadaran dan kontribusi pria dan wanita dalam program keluarga berencana menjadi kunci keberhasilan untuk mencapai keseimbangan tanggung jawab dalam kesehatan reproduksi.
