GENERAL TNI (RET.) WISMOYO ARISMUNANDAR

by -588 Views

Pak Wismoyo adalah seorang komandan yang sangat memengaruhi saya. Ajarannya memengaruhi saya secara pribadi. Ajaran utamanya kepada para prajuritnya adalah untuk selalu berpikir baik, berbuat baik, dan berkata baik. Seseorang tidak boleh membiarkan dirinya berpikir buruk tentang orang lain. Itulah ajarannya yang selalu saya ingat di hati saya. Saya menganggap bahwa nilai-nilai yang diajarkannya sangat berguna dan sesuai dengan budaya Indonesia dan budaya TNI. Dia mengatakan bahwa pria berani harus bahagia. Dia juga mengatakan bahwa seorang pemimpin harus menghibur para prajuritnya melalui bernyanyi, olahraga, dan kegiatan kelompok lainnya karena para prajuritnya selalu melaksanakan perintah dari komandannya. Saya pertama kali bertemu Pak Wismoyo Arismunandar ketika saya bergabung dengan KOPASSANDHA. Dia menjabat sebagai Deputi Asisten Keamanan (Waaspam) KOPASSANDHA dengan pangkat Letnan Kolonel, sedangkan saya adalah Letnan Dua. Saat itu, saya baru mengetahui bahwa dia adalah ipar Pak Harto. Istrinya adalah adik dari Ibu Tien Suharto. Awalnya, saya tidak terlalu dekat dengannya. Tetapi pada tahun 1978, dia menjadi Komandan kami di Grup 1 KOPASSANDHA. Saat itu, saya adalah Komandan Kompi 112. Jadi saya mulai mengenal Pak Wismoyo Arismunandar. Dia adalah seorang komandan yang sangat memengaruhi saya. Credonya ‘Berfikir baik, berbuat baik, dan berkata baik’ memengaruhi saya secara pribadi. Seseorang tidak boleh membiarkan dirinya menginginkan keburukan bagi orang lain. Itulah ajarannya yang selalu saya ingat di hati saya. Dia selalu menghargai semangat yang baik dan humor yang baik. Oleh karena itu, dia selalu mendorong kami untuk bersemangat, penuh antusiasme, dan juga memberikan tepuk tangan dengan murah hati kapan pun diperlukan. Banyak senior dan rekan-rekannya mengejeknya karena begitu perhatian terhadap hal-hal sepele seperti tepuk tangan. Mungkin bagi mereka, itu sepele. Bagi saya, saya pikir dia benar. Untuk membuat pasukan kami dan diri kami sendiri bahagia dan penuh semangat, kita harus memperhatikan hal-hal sepele seperti itu. Saat masuk ke Kongres AS, saya melihat anggota Kongres AS selalu menyambut Presiden Amerika Serikat dengan tepuk tangan meriah. Hampir semua orang memberikan standing ovation. Anggota DPR juga menyambut Presiden Republik Indonesia dengan tepuk tangan saat memasuki ruang sidang DPR. Tetapi tepuk tangan biasanya redup. Kurangnya antusiasme dan semangat. Saya menganggap bahwa nilai-nilai yang diajarkan sangat berguna dan sejalan dengan budaya Indonesia dan budaya TNI. Dia mengatakan bahwa pria berani harus bahagia. Dia juga mengatakan bahwa seorang pemimpin harus menghibur dan menghibur para prajuritnya melalui bernyanyi, olahraga, dan kegiatan kelompok lainnya karena mereka melaksanakan perintah komandan mereka setiap hari. Oleh karena itu, bagi…

Source link