LEADERSHIP ATTRIBUTES – prabowosubianto.com – prabowo2024.net

by -83 Views

Keberanian

Bagi seorang prajurit, keberanian sangat penting. Keberanian tidak hanya terkait dengan keberanian fisik tetapi juga keberanian moral. Keberanian fisik termanifestasi dalam kesediaan untuk mengatasi rasa takut di tengah cedera dan kematian. Keberanian moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi akibat tindakan yang tidak disukai oleh atasan namun sesuai dengan keyakinan sebagai prajurit TNI. Keberanian fisik dan keberanian moral termanifestasi dalam kemampuan seorang pemimpin untuk membuat keputusan dalam situasi sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak dapat berhasil. Begitu seorang komandan kehilangan keberaniannya, penghargaan dari anak buahnya akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Kepribadian Unggul

Seorang pemimpin militer harus memiliki kepribadian yang unggul dan mulia. Saya mengatakan kepribadian yang baik karena banyak tokoh yang unggul namun tidak mulia, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Orang yang baik selalu menunjukkan kejujuran, mengutamakan kepentingan orang lain daripada diri sendiri, menunjukkan kerendahan hati dan kesediaan untuk berkorban, serta tidak mudah goyah oleh keadaan. Dari para leluhur Indonesia, kita dapat belajar delapan kualitas pribadi pemimpin yang baik, yang dikenal sebagai hasta brata:

1. Seorang pemimpin harus seperti Samudera (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin memiliki pemikiran yang luas, mampu mendengarkan hal-hal negatif namun selalu melakukan hal-hal positif.
2. Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu menjadi cahaya petunjuk di dalam kegelapan.
3. Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin dapat menunjukkan arah yang benar kepada rakyatnya dan selalu memberikan harapan.
4. Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan yang teguh yang tidak mudah tergoyahkan oleh keadaan.
5. Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan mengulurkan tangan pertolongan tanpa diskriminasi.
6. Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat membangkitkan semangat anak buahnya serta membasmi ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
7. Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak bebas dan dapat dirasakan di mana-mana.
8. Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi lingkungannya.

Kualitas kepribadian yang kita pelajari dari leluhur bangsa harus dipertimbangkan karena kebijaksanaan mereka tidak boleh dianggap enteng. Pada dasarnya, jika seorang pemimpin memiliki kualitas kepribadian negatif seperti keserakahan, ketidakjujuran, egoisme, kepengecutan, tidak peduli, ketidakadilan, merasa berhak, narsisme, maka dengan cepat, dia akan ditinggalkan dan bahkan melawan oleh anak buahnya.

Kesetiaan

Seorang pemimpin militer harus memiliki kesetiaan yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika dia tidak setia, dia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi cobaan dan tantangan dalam hidupnya sebagai seorang pemimpin. Kesetiaan dapat tercermin dalam komitmen seseorang terhadap sebuah organisasi, dedikasi terhadap rekan-rekan dan anak buah yang dipimpinnya. Ada pemimpin yang, dalam keadaan yang tidak menguntungkan, cepat menyalahkan bawahan mereka. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan anak buah mereka ketika segalanya berjalan tidak lancar. Di sisi lain, jika anak buah mereka berhasil, mereka sering menjadi orang pertama yang keluar dan mengaku kemenangan itu sebagai miliknya. Seorang pemimpin sejati selalu berusaha untuk membela dan menempatkan kepentingan anak buahnya di atas kepentingannya sendiri. Ada satu kebijaksanaan militer kuno yang bisa kita pelajari dalam hal ini: Jika Anda menjaga anak buah Anda, anak buah Anda akan menjaga Anda.

Keterampilan Profesional

Untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan dan kemampuan profesional. Seorang pemimpin harus berpengetahuan luas di bidangnya. Jika mereka adalah komandan batalyon infanteri, mereka harus memahami semua jenis infanteri. Seorang pemimpin harus menguasai seluruh teknik dan taktik dari tingkat peleton, kompi hingga batalyon. Mereka harus memiliki visi yang setara dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan yang setara dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani namun bodoh akan menimbulkan banyak korban di antara anak buahnya.

Gairah

Element kelima yang saya yakini harus dimiliki seorang pemimpin adalah gairah. Itulah yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan maju secara dinamis. Gairah mendorong seorang prajurit untuk bertahan menderita dan tenang serta teguh di tengah bahaya. Gairah akan mendorong seorang pemimpin militer untuk meraih kemenangan. Tanpa gairah, seorang pemimpin tidak akan bisa mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama cerdas dan mampu bersaing, orang yang memiliki gairah lebih besar akan muncul sebagai pemenang. Ada pepatah di militer yang mengatakan: Rencana terbrilian yang dilakukan dengan setengah hati akan menghasilkan hasil yang lebih buruk daripada rencana sederhana yang dilakukan dengan penuh semangat. Perang mungkin dilakukan dengan senjata, tetapi mereka dimenangkan oleh orang-orang. Itu adalah semangat orang-orang yang mengikuti dan orang yang memimpin yang meraih kemenangan. (Jenderal G.S. Patton)

Menurut pendapat saya, berdasarkan studi saya tentang sejarah kepemimpinan militer yang sukses dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan hidup dalam filosofi kepemimpinan. Filosofi mengarahkan dan memandu seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Filosofi yang sering saya gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya bahas secara detail di Bab 10 buku ini, dan prinsip sederhana yang seperti ini: Bagi saya, itu berarti dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya pada diri sendiri apakah itu akan menguntungkan negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika iya, jangan ragu, dan hanya setelah itu seseorang dapat mulai memikirkan kepentingannya. Bukan sebaliknya. Kalau seseorang sudah mengutamakan kepentingannya di atas anak buahnya, apalagi di atas kepentingan negara, maka dia bertindak dengan egois dan menunjukkan kepemimpinan yang buruk. Pertama: Tanah Air Saya; Kedua: Anak Buah Saya, Lalu ketiga: Saya Sendiri.

HAL LAIN YANG MENENTUKAN KEPIMPINAN MILITER YANG SUKSES

Kebugaran Jasmani

Seorang pemimpin militer harus memiliki kebugaran jasmani yang baik. Dia harus mampu memimpin anak buahnya dengan teladan dan menjadi panutan. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika dia tidak dalam keadaan fit. Dia tidak dapat memimpin anak buahnya jika dia tidak hadir di tengah-tengah mereka atau di depan mereka. Ketahanan fisik yang baik diperlukan untuk menghadapi tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari.

Kehadiran di Momen dan Tempat Kritis

Para senior saya sering mengajarkan bahwa pemimpin harus selalu hadir di tempat dan saat yang paling kritis. Kehadiran seorang pemimpin dapat menenangkan anak buah yang mungkin tergoncang oleh kondisi berbahaya yang mereka hadapi. Seorang pemimpin militer juga harus mampu membaca dan menilai situasi secara dekat. Dia harus mampu merasakan psikis anak buahnya pada saat yang sangat kritis. Keputusan penting seringkali harus diambil dengan cepat dan tepat. Dalam keadaan darurat, perubahan sering terjadi dengan sangat cepat. Oleh karena itu, seorang pemimpin militer yang memantau situasi kritis dari kejauhan sering lambat dalam membuat keputusan kunci, kadang-kadang keputusan hidup-mati.

Berpikir ke Depan dan Kreativitas

Seorang pemimpin harus memiliki pola pikir ke depan untuk menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Mempertahankan status quo dan mengabaikan masalah yang memerlukan perbaikan dan perubahan akan mengarah pada stagnasi, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Jika dia hanya menunggu instruksi dan tidak ingin mengambil inisiatif. Baik, maka organisasi yang dipimpinnya tidak dapat bangkit menghadapi tantangan yang mungkin muncul tiba-tiba. Pemimpin-pemimpin hebat dalam sejarah seringkali mampu mengembangkan solusi yang tidak terduga dan menunjukkan jalan keluar dari kesulitan atau masalah yang kompleks anak buahnya.

Cybernetics

Hukum yang dikenal sebagai cybernetics mengatakan, “Jika Anda berpikir Anda akan kalah, Anda sudah kalah.” Intinya adalah: Jangan mendesah dalam hati Anda bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk sukses. Keinginan untuk menang akan menghasilkan seorang pemenang.

Hukum Murphy

Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang patut diperhatikan adalah hukum Murphy yang berbunyi, ‘Jika rencana mungkin salah, biasanya akan salah’. Seringkali kita akan menghadapi hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang merupakan versi lokalnya adalah ‘ojo kagetan’ (jangan gampang terkejut). Seorang pemimpin harus selalu siap menghadapi skenario terburuk. Rasa tanggung jawab dan dedikasi…

Note: Artikel di atas merupakan hasil perubahan menggunakan sistem Elektronik.AI yang mengubah secara otomatis menjadi artikel yang lebih baik dan sesuai dengan aturan tata bahasa yang tepat. Jika diperlukan bisa dilakukan penyesuaian lebih lanjut.

Source link