Bung Karno dan KeCap yang Menjadi Nomor Satu di Dunia

by -73 Views

Malaysia tidak memiliki sejarah kecap manis dan hanya meniru Indonesia dalam pembuatan Kecap Terbaik di Dunia. Kurang dari tiga tahun yang lalu, di Frankfurt Book Fair, Jerman, pameran buku terbesar di dunia, almarhum Bondan ‘Maknyus’ Winarno memperkenalkan bukunya, Kecap Manis: Sosok Kondimen Nasional Indonesia. Melalui buku ini, Bondan memperjuangkan bahwa kecap manis adalah warisan kuliner asli Indonesia. Buku ini dijual dengan harga yang cukup tinggi, Rp 990 ribu, namun menjadi buku langka yang membahas mengenai kecap.

Sejak kecil di Bandung, Lutfi Ubaidillah sudah memiliki kecap manis sebagai salah satu menu wajib di meja makan keluarganya. Dia adalah kolektor botol kecap dari berbagai daerah di Indonesia dan memiliki blog khusus mengenai kecap asli Indonesia, Wikecapedia. Bondan juga seorang penggemar kecap dan telah mengoleksi lebih dari seratus merek kecap dari berbagai daerah di Indonesia.

Di Indonesia, terdapat ratusan perusahaan kecap yang tersebar di berbagai kota, mulai dari Medan, Bangka, Garut, hingga Banyuwangi. Beberapa merek kecap, seperti Bango, Indofood, dan ABC sudah bertahan hingga beberapa generasi. Dalam proses pembuatannya, setiap pabrik kecap memiliki resep sendiri yang menjadi ciri khas kecap mereka.

Di Malaysia, terdapat beberapa perusahaan kecap yang memproduksi ‘kicap lemak manis’, namun kecap Malaysia kurang kental dan hitam. Bondan menduga bahwa Malaysia hanya meniru pembuatan kecap manis dari Indonesia tanpa memiliki sejarah kecap manis sendiri.

Sebagian besar merek kecap di Indonesia berasal dari berbagai kota di Jawa. Beberapa pabrik kecap tua, seperti Kecap Benteng Cap Istana dari Tangerang dan Kecap Cap Orang Jual Sate dari Probolinggo, telah beroperasi selama lebih dari seabad. Meski terdapat merek kecap di Malaysia, kecap manis secara khusus merupakan produk khas Indonesia.

Source link