Satyagraha: Our Guiding Principle for Action

by -198 Views

Oleh Prabowo Subianto, kutipan dari “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045,” halaman 230-234, edisi softcover keempat.

Saya mengajak untuk mendukung – dukungan yang nyata, konkret.

Investor besar, yang ingin menguasai wilayah tanah air kita, mengklaim bahwa Indonesia mudah untuk dimanipulasi; warganya dan pemimpinnya dapat dibeli.

Kita berada dalam situasi yang menuntut kewaspadaan. Kita tidak boleh lengah. Kita perlu waspada, mengingatkan satu sama lain, dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai negara yang signifikan, menjadi kewajiban kita untuk melindungi satu sama lain.

Mari kita bersatu. Persatuan sangat penting.

Mari buktikan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki impian mulia, bahwa kita memiliki rasa martabat, dan bahwa kita tidak dijual. Rakyat Indonesia menolak untuk ditundukkan atau diperbudak. Kita berambisi menjadi bangsa yang berhormat.

Kepada semua yang membaca buku ini:

Nyatakan apa yang benar sebagai benar, dan apa yang salah sebagai salah. Apakah wajar bahwa kekayaan kita terus mengalir ke luar dan kita diharapkan untuk patuh? Apakah takdir kita hanya melayani orang lain, hanya ada sebagai pasar, atau menerima upah yang sedikit?

Jika Anda merasa situasi ini dapat dibenarkan, apa sikap yang harus kita ambil?

Namun, jika Anda merasa situasi ini tidak adil, dan percaya bahwa kita dapat mengubah dan melindungi kekayaan kita, maka satu-satunya jalan ke depan adalah mengambil langkah maju dan memimpin rakyat.

Pimpin dengan pengetahuan, dengan hati, dengan rekomendasi, dengan pendidikan, dan dengan komitmen kepada negara kita.

Mari kita teguhkan perjuangan kita dalam “satyagraha,” seperti yang dicontohkan oleh Mahatma Gandhi di India, Martin Luther King di Amerika, dan Nelson Mandela di Afrika Selatan.

Satyagraha menandakan perlawanan tanpa kekerasan yang gigih berdasarkan kebenaran – perjuangan yang merangkul dan menyatukan semua.

Percayalah bahwa kebenaran akan menang; itu tidak dapat dikalahkan. Yang penting adalah keberanian kita, ketangguhan kita, dan kesediaan kita untuk berkorban.

Para pendiri negara kita – Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Pak Dirman, Gubernur Suryo, I Gusti Ngurah Rai, dan semua pahlawan – mengajarkan kepada kita bahwa jika kita tidak menyerah, jika kita berani dan teguh, kebenaran akhirnya akan menang. Kita harus siap menghadapi kesulitan dan penderitaan.

Apa pilihan kita? Menyerah dan mentaati setiap perintah, atau berdiri sebagai bangsa yang dignitasnya terjaga, memahami dan membela hak-hak kita dan hak-hak rakyat kita?

Kita harus percaya pada kekuatan kita yang substansial. Sistem pertahanan kita, HANKAMRATA, atau pertahanan total rakyat, telah terbukti efektif melawan penjajah.

Kekuatan rakyat ini perlu diorganisir dengan cermat dan terus-menerus disayangi. Ya, mulailah dari orang ke orang, bangun kekuatan ini. Mulailah dengan lima, lalu sepuluh, dan seterusnya. Gelarlah diskusi. Bahaslah konten buku ini di rumah Anda. Rencanakan, dan nanti, saya akan mengumumkan langkah-langkah kita.

Jelas, kita dihadapkan pada dua pilihan. Berdiri dengan martabat sebagai bangsa prajurit, atau tetap selamanya dikuasai, bangsa pelayan, lemah, dapat dibeli, dan korup. Pilihan ada pada masing-masing kita.

Saya percaya kita bisa, kita harus melakukan transformasi yang signifikan untuk negara kita.

Mari buktikan bahwa di antara rakyat Indonesia, masih ada yang bermimpi. Mereka yang mencintai negaranya dan ingin Indonesia berdiri dengan tanpa dipandu oleh pemimpin yang mulia, berdiri di atas kakinya sendiri. Bermartabat, kuat, adil, dan makmur. Ini adalah aspirasi bersama kita.

Bangunkan dan raih dukungan dari mereka di sekitar Anda. Bertemu dan memberikan pemahaman kepada keluarga, teman, tetangga Anda. Buat mereka sadar dan meyakinkan mereka. Jelaskan prinsip-prinsip dan fakta yang terkandung dalam buku ini. Dorong mereka, inspirasi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam demokrasi kita.

Beritahukan kepada masyarakat bahwa negara kita tidak miskin. Beritahukan kepada mereka bahwa ada solusi untuk masalah negara kita. Beritahukan kepada mereka bahwa buku ini mengandung keyakinan dan pemahaman tentang bagaimana mengelola ekonomi.

Dalam perjuangan Anda, jangan pernah merendahkan atau menghina orang lain. Sebaliknya, percayalah pada diri kita sendiri dan selalu membimbing rakyat. Katakan kepada mereka apa yang benar adalah benar, dan pada akhirnya, kebenaran akan menang.

Ingatlah, semakin berpengetahuan kita, semakin kuat kita menjadi. Semakin kita merendahkan hati kita, semakin kita merendahkan hati kita – bukan dalam keragu-raguan diri tetapi dalam kerendahan hati. Semakin kita dilecehkan, semakin sopan kita menjadi. Semakin kita dihina, semakin tegak kita berdiri.

Tidak perlu membalas kebencian dengan kebencian. Tidak ada waktu untuk kebencian. Biarkan orang yang jahat dihakimi oleh kekuatan yang lebih besar dari kita semua, kekuatan di atas.

Mari percaya pada kekuatan di bawah, kekuatan rakyat Indonesia, yang akan selalu mendukung apa yang benar.

Saudara-saudara, rakyat kita tidak bodoh. Mereka berpikir dengan hati mereka. Mereka akan selalu mendukung kita, asalkan kita terus meningkatkan diri, menguatkan akar kita di tengah-tengah rakyat, selalu menjadi sumber kebenaran, selalu memperjuangkan kebenaran, selalu memberikan solusi atas masalah rakyat, dan tidak pernah menjadi sumber kehancuran.

Kita tidak boleh diam ketika kita menyaksikan kebohongan dan ketidakadilan. Dan ketika melihat penindasan terhadap yang kurang beruntung, kita tidak bisa diam. Kita tidak boleh takut untuk membela yang lemah dan tertinggal.

Jangan pula kita bertarung semata-mata untuk posisi kekuasaan. Posisi otoritas harus ditempati dengan terhormat, dengan sah, secara konstitusional, secara demokratis, oleh mereka yang benar-benar mencintai bangsa ini.

Source link