Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo menyarankan lembaga antirasuah untuk menyelidiki keberadaan mantan caleg PDIP Harun Masiku melalui transaksi rekening orang terdekatnya. Harun telah menjadi buron KPK selama empat tahun.
Yudi meyakini bahwa orang-orang di sekitar Harun lah yang menyuplai kehidupannya selama pelariannya. Menurutnya, pihak asing tidak akan membantu Harun tanpa alasan yang jelas. Dia menekankan pentingnya penyidik untuk mencari orang-orang terdekat yang menyuplai kebutuhan Harun selama pelarian.
Menurut Yudi, dengan mengusut orang yang membiayai pelariannya, KPK akan dapat menemukan keberadaan Harun. Dia juga mengingatkan bahwa Harun, sebagai manusia, pasti memiliki kebutuhan hidup seperti makanan, tempat tinggal, dan sandang.
Kasus Harun Masiku bermula ketika KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan pada 8 Januari 2020 dan menetapkan delapan orang sebagai tersangka. Namun, tim KPK kehilangan jejak Harun setelah itu.
Dalam konstruksi perkara, terungkap bahwa Harun Masiku seharusnya digantikan oleh Riezky Aprilia sebagai caleg PDIP Dapil Sumatera Selatan I. Namun, PDIP ingin Harun yang menggantikannya sehingga uang suap diduga diberikan kepada Wahyu Setiawan untuk mengubah keputusan KPU.
Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, juga terlibat dalam kasus ini. Advokat PDIP menyebut bahwa Hasto mengetahui upaya penggantian ini. Terdakwa pemberi suap, Saeful Bahri, juga diketahui sebelumnya merupakan staf Hasto. Bahkan, Wahyu Setiawan juga pernah berjanji membuka dugaan keterlibatan Hasto.
