Birgadir Jenderal TNI (Purn) Aloysius Benedictus Mboi

by -467 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diperoleh dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Saya bertemu dengan Dokter Ben Mboi setelah beliau pensiun. Beliau telah pensiun baik dari karir militer maupun sebagai gubernur Nusa Tenggara Timur. Di kalangan TNI, beliau terkenal sebagai seorang dokter militer yang turut serta dengan pasukan baret merah (RPKAD) yang ditugaskan di Merauke saat operasi pembebasan Irian Barat. Saat itu, komandan kompi yang ditugaskan adalah Kapten Benny Moerdani yang kemudian menjadi Menhan dan Pangab pada tahun 1980-an. Pak Ben Mboi adalah dokter yang berada di kompi Pak Benny Moerdani yang turut serta dalam operasi di Merauke.

Dalam beberapa kesempatan bertemu dengan Pak Ben Mboi, beliau menceritakan beberapa kisah menarik. Salah satunya adalah kisah saat akan terjun dari pesawat Hercules di Irian Barat. Saat itu, Panglima Komando Mandala, Mayor Jenderal TNI Soeharto yang kemudian menjadi jenderal dan akhirnya Presiden Republik Indonesia, yang melepas mereka dari pesawat. Pak Ben Mboi menceritakan bahwa sebelum terjun, Pak Harto menyampaikan sambutan singkat kepada pasukan. Beliau mengatakan bahwa kemungkinan pasukan yang diterjunkan tidak akan kembali lebih dari 50%. Namun, tidak ada satupun dari pasukan yang ragu dan tidak mau berangkat setelah Pak Harto memberi waktu selama tiga menit. Pak Ben Mboi menyampaikan bahwa jika Pak Harto memberi waktu lebih lama, mungkin akan ada yang keluar dari barisan. Ini adalah kisah heroik dan agak lucu yang menggambarkan semangat heroisme saat itu.

Pak Ben Mboi juga menceritakan bahwa setelah pensiun dari jabatan gubernur, anak buah dan stafnya baru sadar bahwa beliau tidak memiliki rumah. Mereka kemudian menggalang dana untuk membangun rumah untuk Pak Ben Mboi dengan dukungan dari pemerintah daerah dan pengusaha lokal. Kebanyakan prajurit hebat di Indonesia mengabdikan seluruh karirnya untuk negara tanpa mencari keuntungan pribadi, namun tidak mendapat imbalan yang pantas. Anak buahnya kemudian menemukan cara untuk membangun rumah bagi komandan mereka setelah pensiun.

Salah satu pelajaran yang saya terima dari Pak Ben Mboi adalah kesediaan beliau: “Prabowo, jika ingin menjadi pemimpin yang baik, saya hanya bisa menyarankan 2 hal. Pertama, cintai rakyatmu dan kedua, gunakan akal sehatmu, kau tidak akan meleset.” Kalimat ini selalu saya ingat. Seorang pemimpin harus mencintai rakyatnya dan menggunakan akal sehat. Ini adalah pepatah Jawa “Ojo Rumongso Iso, Nanging Iso Rumongso.” Pemimpin jangan merasa bahwa dia bisa, tapi harus bisa merasakan perasaan, penderitaan, dan kebutuhan orang lain. Itu adalah ajaran filosofi yang sangat dalam bagi saya. Dari Pak Ben Mboi, “Cintai Rakyatmu, Gunakan Akal Sehat” telah menjadi pegangan saya.

Source link