Pengaruh Melambatnya Ekonomi China, Bursa Saham di Asia Melemah

by -126 Views

Mayoritas bursa saham di Asia pada perdagangan pagi hari ini ditransaksikan melemah. IHSG yang menguat pada penutupan perdagangan kemarin, tentunya memiliki kesempatan untuk melemah pada perdagangan hari ini.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan IHSG di sesi pembukaan perdagangan pagi ini ditransaksikan dikisaran level 7.300. Dengan potensi dimana IHSG berpeluang untuk bergerak dalam rentang 7.270 hingga 7.330.

“Sejauh ini bursa di Asia tengah dibayangi kabar perlambatan ekonomi China. Terlebih presiden China Xi Jinping dalam pidatonya di malam tahun baru menyatakan bahwa China sedang menghadapi tantangan ekonomi yang sulit. Dimana tidak sedikit para pencari kerja yang kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan,” tuturnya, Rabu (3/1).

Pidato tersebut menjadi penyulut melemahnya bursa di Asia. Dan sangat berpeluang mendorong pelemahan pada kinerja pasar saham di wilayah lainnya tanpa terkecuali pasar saham di tanah air. China masih menjadi salah satu motor penggerak ekonomi global, yang masih sangat berpengaruh dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi di negara lainnya.

“Sementara itu, laju tekanan inflasi di tanah air pada perdagangan kemarin belum memberikan dampak besar terhadap kinerja sektor keuangan secara keseluruhan. Inflasi masih sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun pelemahan yang terjadi pada mata uang rupiah pada perdagangan kemarin, diperkirakan juga tidak akan berlangsung lama,” ungkapnya.

Rupiah berpeluang menguat jika Bank Sentral AS pada perdagangan besok memberikan gambaran pemangkasan bunga acuan yang lebih cepat.

“Namun jika FOMC Minutes nantinya tidak sesuai ekspektasi, tren pelemahan rupiah atau pasar keuangan berpeluang berlanjut di akhir pekan nanti. Dan pada perdagangan pagi ini Rupiah dibuka melemah di level 15.520 per US Dolar,” ucapnya.

Di sisi lain, harga emas terpantau masih bergerak sideways dalam rentang $2.060 hingga $2.070 per ons troy. Pagi ini harga emas ditransaksikan menguat tipis dikisaran $2.061 per ons troy.

“Lebih tinggi dari sesi penutupan perdagangan di pasar Amerika, meskipun masih lebih rendah dibandingkan kinerjanya pada perdagangan sore kemarin,” tandas Gunawan. (wol/eko/d1)

Editor: Ari Tanjung