Kepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Muhammad Yusuf

by -910 Views

Saya sering mendengar nama Jenderal Muhammad Jusuf sebelum bertemu dengannya secara langsung. Orang tua saya adalah sahabat beliau, dan keduanya memiliki semangat nasionalis serta pernah berjuang melawan Belanda. Pertemuan pertama saya dengan beliau terjadi saat rencana inspeksi ke Markas Komando Kopassus di Cijantung yang kebetulan juga mencakup inspeksi ke kompi saya. Saat itu, beliau baru saja diangkat menjadi Panglima TNI pada tahun 1978.

Saat Jenderal Jusuf masuk ke barak saya, beliau langsung bertanya tentang kesulitan yang dihadapi oleh kompi saya. Saya menjawab bahwa kompi kami kesulitan mendapatkan air karena saat itu sedang mengalami krisis air di Cijantung. Beliau langsung memerintahkan Asisten Logistik (Aslog) TNI, Laksda TNI Rudolf Kasenda, untuk menyediakan pompa air untuk kompi kami, dengan janji untuk melakukan pengecekan bulan depan. Dua puluh empat jam kemudian, pompa air dan menara air sudah tersedia di kompi kami. Jenderal Jusuf juga mengunjungi kompi-kompi dan batalyon-batalyon lainnya, dan memberikan solusi langsung terhadap keluhan-keluhan prajurit.

Beliau terkenal sangat peduli terhadap prajurit, bahkan turun langsung untuk memeriksa kondisi rumah tangga dan makanan prajurit. Dulu, semua prajurit mendapatkan susu dan kacang hijau. Dari beliau, saya belajar bahwa seorang pemimpin harus turun ke lapangan dan memberikan solusi langsung atas masalah-masalah yang ada.

Namun, setelah pertemuan pertama saya dengan beliau, saya mendapat teguran dari banyak senior karena melaporkan kesulitan yang kami hadapi. Meskipun demikian, saya tetap yakin bahwa sebagai komandan, saya bertanggung jawab atas anak buah saya.

Pertemuan dengan Jenderal Jusuf berlanjut saat saya terlibat dalam operasi pengejaran Presiden Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato di Timor Timur. Setelah berhasil menyergap pasukan Fretilin dan menewaskan Lobato, Jenderal Jusuf menjadi salah satu yang pertama kali memberikan penghargaan kepada kami. Kesederhanaan, rendah hati, dan sikap tulus dari Jenderal Jusuf sangat mengesankan bagi saya.

Beliau tidak pernah memiliki penjagaan atau ajudan, dan bahkan tidak menggunakan mebel baru meskipun pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian selama puluhan tahun. Saya terharu melihat kesederhanaan beliau dan menjadikannya sebagai panutan dan mentor bagi saya.

Pelajaran yang saya dapat dari Jenderal Muhammad Jusuf adalah kejujuran, tulus, dan mandiri dalam menjalankan tugas sebagai seorang komandan militer. Beliau adalah contoh seorang jenderal yang jujur dan bersih, yang hidup dalam kesederhanaan.

Source link